Sabtu, 31 Januari 2015

BAB III Harta Peninggalan Adalah Haqnya Ahli Warist

بَابُ مَا جَآءَ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُوْنَ...الأية. سورة النّساء ٣٣
Artinya: Allah ta’ala telah berfirman: “Bagi setiap orang, telah kami tentukan Ahli Warisnya masing-masing, yang akan mewarist harta peninggalannya kedua orang tua dan beberapa kerabat” QS An-Nisa’ 33
Hikmah dari ayat diatas, Para Ulama’ Faraidh menyimpulkan beberapa Rukun Warist (أَرْكَانِ الْإِرْثِ). Rukun Warist ada 3, yaitu:
1.      Muwarrist (Orang yang memberi waristan/ Mayit/ وَلِكُلٍّ)
2.      Waarist (Orang yang mewarist/ Ahli Warist/ مَوَالِيَ)
3.      Maurust (Harta yang diwarist/ Tarikah/ مِمَّا تَرَكَ)
حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدٍ الْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُوْ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  ﷺ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ. رواه الترمذى فى كتاب الفرائض
Artinya: Nabi SAW bersabda: “Siapa saja yang mati meninggalkan harta, maka harta tersebut untuk Ahli Warisnya, Tapi barang siapa yang mati meninggalkan keluarga yang terlantar/ perlu bantuan, maka aku yang akan menanggungnya” HR At-Tirmidzi fi Kitabul Faraidh
Nabi bersabda seperti ini, setelah fathul mekah, yaitu ketika Baitul Mal Islam sedang kaya. Dan oleh Nabi keluarga-keluarga terlantar saat itu, semuanya di tanggung Baitul Mal. Bahkan pada Riwayat Sunan Abu Dawud hutang pun saat itu dibayar oleh Baitul Mal.
وَمَنْ تَرَكَ دَّيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ Siapasaja yang meninggalkan hutang atau keluarga yang terlantar maka aku yang menanggung semuanya (dibiayai oleh baitul mal).
Nabi berbuat seperti ini, sudah ada dasar dalilnya didalam Al-Qur’an (33/6) النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ “Nabi lebih berhaq mengatur dirinya Orang Iman, dari pada Orang Iman itu sendiri”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar